Usia yang
sudah tak muda tidak menghalangi Totok Sudarto bergerak di bidang
sosial-kemanusiaan. Di usia 63 tahun, Totok masih aktif mengurus kegiatan donor
darah. Inilah ceritanya di sela-sela kesibukan mengurus kegiatan donor darah
hingga malam.

MASIH terlihat energik. Itulah gambaran wajah Totok ketika ditemui di sela-sela kegiatan donor darah di Krembangan pada Kamis malam (23/5). Meski wajahnya terlihat agak lelah, dia tetap bersemangat.
”Pada Ramadan ini saja sudah 15 kegiatan donor darah yang saya dan teman-teman laksanakan,” tuturnya.
Totok mengatakan, dirinya melaksanakan kegiatan sosial-kemanusiaan itu sejak masih menjadi anggota Rotary Club Surabaya Jembatan Merah. Saat itu dia diberi mandat untuk mengadakan kegiatan kemanusiaan. “Mulai saat itulah saya berkecimpung dalam kegiatan donor darah. Saat itu pendonornya sekitar 100 orang. Lumayan,” ucapnya Memang dasarnya Totok menyukai kegiatan sosial-kemanusiaan, donor darah itu lantas dia adakan rutin bersama teman-temannya di komunitas karaoke, Harmonis Karaoke Club. Saat merintis berbagai kegiatan donor darah, Totok sulit mencari sponsor. “Dulu sampai ditolak-tolak sponsor,” tuturnya. Namun, kini banyak sponsor yang menghubunginya untuk mendukung kegiatan donor darah.
Totok mengatakan sejak kecil memang menyukai kegiatan-kegiatan sosial. Dia pun senang bergaul dengan banyak teman. ”Inilah yang membuat saya merasa dimudahkan dalam setiap kegiatan donor darah yang saya adakan. Saya harus bisa setiap hari mendapatkan satu teman baru,” jelasnya. Namun, di balik semangatnya menolong sesama, ada hal lain yang membuat Totok ingin terus melaksanakan kegiatan donor darah.
Sudah banyak sponsor tidak berarti Totok juga bakal mendapatkan bagian dari sponsor itu. “Teman-teman mengira saya banyak uang karena sekarang sudah banyak sponsor, tapi kenyataannya tidak,” papar pria yang beralamat di Jalan Darmo Permai itu. Dia mengaku sering tombok uang. Sebab, terkadang ada saja uang yang harus dikeluarkan untuk menyukseskan acara.
Meskipun sudah sering melaksanakan kegiatan donor darah, Totok mengatakan belum pernah berhasil mendonorkan darahnya untuk orang lain. Sebab, dia didiagnosis menderita penyakit hepatitis B sejak 1998. “Orang yang sakit hepatitis B tidak bisa mendonorkan darah untuk orang lain karena bisa menyebarkan virus. Padahal, saya ingin sekali bisa mendonorkan darah,” katanya.
Totok pernah mengutuk dirinya sendiri lantaran penyakit yang dideritanya itu. Pada 2010 ibunya menderita penyakit paru-paru. Penyakit yang semakin memburuk itu membuat ibu Totok membutuhkan banyak darah. Saat itu stok darah di rumah sakit dan PMI kosong. Dia pun tak bisa mendonorkan darah untuk ibunya. Ibu Totok meninggal dunia. “Saya benar-benar sedih karena tidak bisa menolong ibu. Itu adalah hal yang terburuk yang pernah terjadi pada diri saya,” ungkapnya.
Sejak itu, dia membulatkan tekad untuk selalu melaksanakan kegiatan donor darah. Pada 2011, untuk kali pertama Totok mendapatkan pin emas juara umum penggerak donor darah komunitas terbaik dari UTD PMI Kota Surabaya. Dia meraih penghargaan tersebut berturut-turut hingga 2018. Sementara itu, mulai 2007 hingga 2018, dia sudah mengumpulkan 61.827 kantong darah. Atas pencapaiannya tersebut, kini Totok menjabat dewan kehormatan di UTD PMI Kota Surabaya.
-
Jl. Embong Ploso No. 7 - 15
Surabaya 60271, Jawa Timur, Indonesia - (+62) 31 5313289, Fax : (+62) 31 53
-
181655